1. Model Pembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) merupakan operasionalisasi dari suatu pendekatan pendidikan matematika
yang telah dikembangkan di Belanda dengan nama Realistic Mathematics Education
(RME) yang artinya pendidikan matematika realistik.
Pembelajaran matematika realistik
pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta
didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai
tujuan pendidikan matematika secara lebih baik dari pada yang lalu. Yang
dimaksud dengan realita yaitu hal-hal yang nyata atau kongret yang dapat
diamati atau dipahami peserta didik lewat membayangkan, sedangkan yang dimaksud
dengan lingkungan adalah lingkungan tempat peserta didik berada baik lingkungan
sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami peserta didik.
Lingkungan dalam hal ini disebut juga kehidupan sehari-hari.
1.Langkah pertama: memahami masalah kontekstual, yaitu guru memberikan
masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk
memahami masalah tersebut.
2.Langkah kedua: menjelaskan masalah kontekstual, yaitu jika dalam
memahami masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan situasi dan
kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa saran
seperlunya, terbatas pada bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum
dipahami.
3.Langkah ketiga: menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa secara
individual menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri. Cara
pemecahan dan jawaban masalah berbeda lebih diutamakan. Dengan menggunakan
lembar kerja, siswa mengerjakan soal. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan
masalah dengan cara mereka sendiri.
4.Langkah keempat: membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru
menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan
mendiskusikan jawaban masalah secara berkelompok. Siswa dilatih untuk mengeluarkan
ide-ide yang mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam proses
belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran.
5.Langkah kelima: menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur.
2. Model Pembelajaran Open-Ended
Model pembelajaran open-ended
sama dengan pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu model pembelajaran yang
dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa. Hal ini
sesuai dengan pendapat Shimada (1997:1) model pembelajaran open-ended adalah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode
atau penyelesaian yang benar lebih dari satu. model pembelajaran open-ended
dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/ pengalaman
menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik
Problem Open-Ended tidak mudah dikembangkan
oleh siswa dengan beragam kemampuan. Melalui penelitian di Jepang ditemukan
beberapa hal yang menjadi acuan dalam mengkreasi problem tersebut diantaranya:
1) Sajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata 2) Soal-soal
pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan hubungan
dan sifat- sifat dari variabel dalam persoalan itu. 3) Sajikan bentuk- bentuk
atau bangun- bangun geometri. 4) Sajikan urutan bilangan atau tabel sehingga
siswa dapat menemukan aturan matematika. 5) Berikan beberapa contoh konkrit
dalam beberapa kategori 6) Berikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat
mengeneralisasi dari pekerjaanya
Mengembangkan Rencana Pembelajaran Setelah
guru mengknstruksi dengan baik, tiga hal yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran sebelum problem itu ditampilkan di kelas adalah : · Apakah problem
itu kaya dengan konsep- konsep matematika dan berharga? Problem harus mendorong
siswa untuk berpikir dari berbagai sudut pandang.
Apakah level matematika dari
problem itu cocok untuk siswa? Pada saat siswa menyelesaikan problem Open-
ended, mereka harus menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka
punyai · Apakah problem itu mengundang perkembangan konsep matematika lebih
lanjut ? Problem harus memiliki keterkaitan atau dihubungkan dengan konsep-
konsep matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk berpikir
tingkat tinggi Setelah kita memformulasi problem mengikuti kriteria yang
dikemukakan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan rencana pembelajaran yang
baik. Tahapnya adalah sebagai berikut:
Tuliskan respon siswa yang diharapkan Siswa diharapkan merespon problem
open- ended dengan berbagai cara. Oleh karena itu guru harus menulis daftar
antisipasi respon siswa terhadap problem.
Tujuan dari problem itu harus jelas
langkah-langkah pembelajaran
dalam model pembelajaran OpenEnded Problems adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Sebelum memulai proses
belajar mengajar, guru harus membuat Program Satuan Pelajaran Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat pertanyaan OpenEnded Problems.
2. Pelaksanaan, terdiri :
a. Pendahuluan, yaitu Siswa menyimak guru yang memberikan motivasi
bahwa yang akan dipelajari berkaitan atau bermanfaat bagi kehidupan sehari hari
sehingga siswa semangat dalam belajar. Kemudian siswa menanggapi apersepsi yang
dilakukan guru supaya guru dapat mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai
konsep konsep yang akan dipelajari.
b. Kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan langkah
langkah sebagai berikut :
1. siswa membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang tiap
kelompok;
2. siswa mendapatkan pertanyaan Openended Problems mengenai
perhitungan statistik dan perhitugan matematis;
3. siswa berdiskusi bersama kelompoknya masingmasing mengenai
penyelesaian dari pertanyaan OpenEnded Problems yang telah diberikan oleh
guru;
4. setiap kelompok siswa melalui perwakilannya, mengemukakan pendapat
atau solusi yang ditawarkan kelompoknya secara bergantian;
5. siswa atau kelompok kemudian menganalisis jawabanjawaban yang telah
dikemukakan, mana yang benar dan mana yang lebih efektif.
c. Kegiatan Akhir, yaitu siswa menyimpulkan apa yang telah
dipelajari, dan kemudian kesimpulan tersebut disempurnakan oleh guru;
3. Evaluasi
Setelah berakhirnya KBM,
siswa mendapatkan tugas perorangan atau ulangan harian yang berisi pertanyaan
Open Ended Problems yang merupakan evaluasi yang diberikan oleh guru. Dalam
jurnal internasional J.Nikos, mourtos ,dkk
3. Model pembelajaran Example non example
Model Example non Example
adalah strategi pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyampaian
materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir
kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam
contoh-contoh gambar yang disajikan.
Example non example
a. Materi: Bangun Datar
(mengidentifikasi sifat bangun datar)
b. Alasan: Di dalam materi bangun datar, materi yang disajikan
terutama adalah gambar-gambar
dari bangun datar, sehingga
cocok menggunakan model Examples Non Examples yang langkah
langkah di dalamnya
menyajikan gambar.
c. Langkah-langkahnya sebagai
berikut :
-Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
-Guru
menempelkan gambar di papan.
-Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
-Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas
-Tiap kelompok
diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
-Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai
-Kesimpulan
4. Model pembelajaran Picture n picture
Model pembelajaran picture and
picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan
gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi
factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran
guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau
dalam bentuk carta dalam ukuran besar
Langkah–langkah Model
Pembelajaran Picture and Picture
Adapun langkah-langkah dari
pelaksanaan Picture and Picture ini menurut Jamal Ma’mur Asmani terdapat tujuh
langkah yaitu:
1. Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai.
Di langkah ini guru diharapkan
untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang
bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang
harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator
ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai
oleh peserta didik.
2. Menyajikan materi sebagai
pengantar
Penyajian materi sebagai
pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum
permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari
sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang
selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian
materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang
dipelajari.
3. Guru
menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
Dalam proses penyajian materi,
guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan
mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan
gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami
materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat
memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang
kegiatan tertentu.
4. Guru menunjuk/memanggil siswa
secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang
logis.
Di langkah ini guru harus dapat
melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan
siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa
merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang
sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.
5. Guru menanyakan alasan/dasar
pemikiran dari urutan gambar tersebut.
Siswa dilatih untuk mengemukan
alasan pemikiran atau pendapat tentang urutan gambar tersebut. Dalam langkah
ini peran guru sangatlah penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa
berani mengemukakan pendapatnya.
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep
atau materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses ini guru harus
memberikan penekanan-penekanan pada hal ingin dicapai dengan meminta siswa lain
untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui
bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah
ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah
ditetapkan.
7. Siswa diajak untuk
menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja diterimanya.
Kesimpulan dan rangkuman
dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan
dan rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal-hal apa saja yang harus
diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali
tentang gambar tersebut
Picture n picture
a. Materi : Operasi Hitung (Mengurutkan bilangan)
b. Alasan : Guru dapat menggunakan gambar-gambar yang
berjumlah tertentu dan tidak
berurutan agar dapat disusun oleh
siswa menjadi urutan yang logis.
c. Langkah-langkah :
Guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai
Menyajikan materi sebagai
pengantar
Guru menunjukkan/memperlihatkan
gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
Guru menunjuk/ memanggil siswa
secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
Guru menanyakan alasan/dasar
pemikiran urutan gambar tersebut
Dari alasan/urutan gambar
tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai
Kesimpulan/rangkuman
5 Model Pembelajaran NHT (Numbered head together)
Number Head Together adalah suatu
Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam
mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya
dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh
Spencer Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran
kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki
agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara
kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari
sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk
kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan.
Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling
berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti
(Tryana, 2008).
Langkah-langkah tersebut kemudian
dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru
mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP),
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok
disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para
siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru
memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang
berbeda. Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai
lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai
nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. Kelompok yang
dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras,
suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan
kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan
masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap
kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam
menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru
membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam
kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan
bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS
atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi,
dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut
satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat
tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan
jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
Numbered head together
a. Materi
: Keliling dan Luas Bangun Datar
b. Alasan
: Pada dasarnya model ini memang dapat digunakan.
c. Langkah-langkah :
Siswa dibagi dalam kelompok,
setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
Guru memberikan tugas dan
masing-masing kelompok mengerjakannya
Kelompok mendiskusikan jawaban
yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui
jawabannya
Guru memanggil salah satu nomor
siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
Tanggapan dari teman yang lain,
kemudian guru menunjuk nomor yang lain
Kesimpulan
6. Model Pembelajaran Jigsaw
Model pemebelajaran kooperatif
model jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan
kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang
diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan
model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja
sama salaing ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
menurut Stepen, Sikes and Snapp
(1978 ) yang dikutip Rusman (2008), mengemukakan langkah-langkah Model
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw sebagai
berikut:
·
Siswa dikelompokan sebanyak 1 sampai dengan 5
orang sisiwa.
·
Tiap orang dalam team diberi bagian materi
berbeda
·
Tiap orang dalam team diberi bagian materi yang
ditugaskan
·
Anggota dari team yang berbeda yang telah
mempelajari bagian sub bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok
ahli) untuk mendiskusiksn sub bab mereka.
·
Setelah selesai diskusi sebagai tem ahli tiap
anggota kembali kedalam kelompok asli dan bergantian mengajar teman satu tem
mereka tentang sub bab yang mereka kusai dan tiap anggota lainnya mendengarkan
dengan seksama.
·
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
·
Guru memberi evaluasi.
·
Penutup
Jigsaw
a. Materi : Mengubah Pecahan ke Bentuk Persen dan
Desimal serta Sebaliknya
b. Alasan : Model ini meningkatkan kerjasama antar
siswa, melibatkan semua siswa, dan bisa digunakan untuk soal hitungan pada
matematika.
c. Langkah-langkah :
·
Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
·
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang
berbeda, ada yang persen, pecahan, dan decimal.
·
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang
ditugaskan
·
Anggota dari tim yang berbeda yang telah
mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok
ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
·
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap
anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan
sungguh-sungguh
·
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
·
Guru memberi evaluasi
·
Penutup
7. Model pembelajaran role playing
Role playing atau bermain peran
adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus
melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing murid
dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu
pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering kali
dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan
dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri
Syamsu, 2000).
Model Pebelajaran Role Playing
adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung
kepada apa yang diperankan.
Langkah-langkah pembelajarannya
adalah sebagai berikut :
·
Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan
ditampilkan.
·
Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari
skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar
Mengajar.
·
Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5
orang.
·
Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang
ingin dicapai.
·
Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk
melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
·
Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil
mengamati skenario yang sedang diperagakan.
·
Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa
diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan
masing-masing kelompok.
·
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulannya.
·
Guru memberikan kesimpulan secara umum.
·
Evaluasi.
·
Penutup.
Role Playing
a. Materi: Mata Uang / Jual Beli
b. Alasan: Praktik jual bel dapat diperagakan
oleh siswa agar lebih mudah memahami.
c. Langkah-langkah :
·
Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan
ditampilkan
·
Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari
skenario dua hari sebelum kbm
·
Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5
orang
·
Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang
ingin dicapai
·
Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk
melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
·
Masing-masing siswa duduk di kelompoknya,
masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
·
Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa
diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
·
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulannya
·
Guru memberikan kesimpulan secara umum
·
Evaluasi
·
Penutup
8. Model pembelajaran berdasarkan masalah
Menurut Suherman (2003: 7) Model
pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam
kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Konsep
yang dikemukakan Suherman menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu
bentuk bagaimana interaksi yang tercipta antara guru dan siswa berhubungan
dengan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang digunkan
dalam proses pembelajaran. Gijselaers ( 1996) Pembelajaran berbasis masalah
diturunkan dari teori bahwa belajar adalah proses dimana pembelajar secara
aktif mengkontruksi pengetahuan.
Berikut langkah-langkah PBM.
Ada 5 fase (tahap) yang perlu
dilakukan untuk mengimplementasikan PBL.
Fase Aktivitas guru
Fase 1: Mengorientasikan
mahasiswa pada masalah. Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang
diperlukan, memotivasi mahasiswa terlibat aktif pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih
Fase 2: Mengorganisasi mahasiswa
untuk belajar. Membantu mahasiswa membatasi dan mengorganisasi tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
Fase 3: Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok. Mendorong mahasiswa mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari untuk penjelasan dan pemecahan
Fase 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya. Membantu mahasiswa merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
Fase 5: Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Membantu mahasiswa melakukan refleksi
terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangusungnya
pemecahan masalah.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
a. Materi : Mengenal satuan waktu
b. Alasan : Menghitung waktu merupakan hal yang
mudah. Dalam soal cerita, hal tersebut dapat menjadi masalah yang harus
dipecahkan. Makanya dapat menggunakan model ini.
c. Langkah-langkah :
·
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
·
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
·
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
·
Guru membantu siswa dalam merencanakan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya
·
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
d. Contoh soal yang dapat
diberikan :
Bagas dan Soni berencana untuk
makan di warung Pak Bimo dan pergi latihan softball bersama. Latihan softball
dimulai pukul 10.00. Bagas memerlukan waktu ¾ jam untuk menjemput Soni dan
pergi ke warung Pak Bimo dekat lokasi latihan softball. Untuk makan dan
berjalan ke lokasi latihan diperlukan waktu 1 ¼ jam. Mereka ingin tiba di
lokasi latihan 15 menit sebelum di mulai. Pukul berapa Bagas seharusnya
meninggalkan rumahnya?
9. Model pembelajaran Course review horay
Model pembelajaran kooperatif
tipe Course Review Horay yaitu model pembelajaran yang dapat menciptakan
suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap kelompok yang dapat
menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak "HOREY" atau
yel-yel lainnya yang disukai. Course Review Horay adalah salah satu model
pembelajaran yang mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Dengan model
pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih kerja sama dalam
menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok, pembelajarannya menarik dan
mendorong siswa untuk terjun kedalamnya, tidak monoton karena diselingi sedikit
hiburan sehingga suasana tidak menegangkan serta siswa lebih semangat belajar
karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan sehingga mampu membantu
siswa dalam meraih nilai yang tinggi.
Menurut Widodo (2009: 1)
langkah-langkah penerapan metode Course Review Horay dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut :
·
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai,
kompetensi ini disampaikan agar pembelajaran lebih terarah tujuannya.
·
Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi
sesuai topik bahasan yang sedang diajarkan.
·
Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat
tempat jawaban. Tempat jawaban disini berbentuk tabel (kotak) yang berisi
sembilan tempat, enam belas kotak ataupun dua puluh lima kotak. Banyaknya kotak
tempat jawaban disesuaikan dengan kebutuhan dan tiap kotak jawaban diisi angka
sesuai dengan selera masing-masing siswa.
·
Guru membaca soal secara acak sesuai dengan
nomor yang telah disiapkan sebelumnya. Siswa menulis jawaban di dalam kotak
yang nomornya disebutkan guru. Soal yang telah dibacakan langsung didiskusikan,
kalau benar diisi tanda benar (v) dan salah diisi tanda silang (x). disini
dibutuhkan kejujuran dari siswa yang telah menjawab salah ataupun benar.
·
Siswa yang sudah mendapat tanda (v) secara
vertikal atau horizontal, atau diagonal harus segera berteriak horay atau
yel-yel lainnya.
·
Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan
jumlah horay yang diperoleh.
·
Penutup pembahasan. Penutup dari pembahasan ini
dapat berupa penyimpulan dari guru ataupun disimpulkan sendiri oleh siswa,
Course review horay
a. Materi :
Operasi hitung penjumlahan
b. Alasan : Model ini bisa digunakan untuk soal
hitungan pada matematika.
c. Langkah-langkah :
·
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
·
Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
·
Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
·
Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat
kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan
seler masing-masing siswa
·
Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis
jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan,
kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
·
Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau
horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
·
Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah
horay yang diperoleh
·
Penutup
d. Contoh: Guru memberikan soal perkalian pada
9 kotak yang tertutup, diacak dari tingkat mudah hingga ke tingkat sulit,
kemudian bagi siswa yang memilih soal nomor tertentu akan mendapat soal, bila
benar diberi ceklis, bila salah diberi silag, pabila membentuk garis maka semua
bersorak horee!!
10. Model pembelajaran Take anda Give
Take and give secara bahasa
mempunyai arti mengambil dan memberi, maksud take and give dalam model
pembelajaran ini adalah dimana siswa mengambil dan memberi pelajaran pada siswa
yang lainnya. “beberapa ahli percaya bahwa suatu mata pelajaran benar-benar
dikuasai banyak apabila peserta didik mampu mengajarkan pada peserta lain.
Mengajar teman sebaya memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baik pada waktu
yang sama saat ia menjadi narasumber bagi yang lain. Strategi berikut juga
memberikan kepada pengajar tambahan-tambahan apabila mengajar dilakukan oleh
peserta didik” (Melvin silberman, active learning 101 strategi pembelajaran
aktif).
Model Pembelajaran menerima dan
memberi (Take and Give) merupakan model pembelajaran yang memiliki sintaks,
menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan teman sebayanya (siswa lain)
Langkah-langkah model
pembelajaran take and give
Dalam melakukan metode take and
give ini ada beberapa yang langkah yang harus dilakukan oleh pendidik yaitu :
·
Siapkan kelas sebagaimana mestinya.
·
Jelaskan materi sesuai topik menit.
·
Untuk memantapkan penguasaan peserta, tiap siswa
diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) kurang lebih 5
menit.
·
Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan
untuk saling menginformasikan materi sesuai kartu masing-masing. Tiap siswa
harus mencatat nama pasangannya pada kartu control.
·
Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat
saling memberi dan menerima materi masing-masing.
·
Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa
pertanyaan yang sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
·
Strategi ini dapat dimodifikasikan sesuai
keadaan.
·
Kesimpulan.
Take n give
a. Materi :
Operasi hitung perkalian
b. Alasan :
Model ini bisa digunakan untuk soal hitungan pada matematika.
c. Langkah-langkah :
·
Siapkan kelas sebagaimana mestinya
·
Jelaskan materi sesuai TPK
·
Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa
diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
·
Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan
untuk saling menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada
kartu contoh
·
Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat
saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give)
·
Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan siswa
pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain)
·
Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
·
Kesimpulan
0 komentar:
Posting Komentar